Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Alasan Kenapa Peradaban Islam Sangat Tertinggal

 Alasan Kenapa Peradaban Islam Sangat Tertinggal 


Ada sebagian orang yang menaruh rasa sinis pada orang muslim, mereka menyudutkan dengan sebuah pertanyaan seperti ini " Apakah peranan muslim dalam peradaban modern ini ? " . Mungkin dari kita pun bertanya-tanya untuk menjawab pertanyaan tersebut. Memang benar pada masa lampau pada abad pertengahan, Islam memiliki andil besar dalam peradaban dunia. Dari bidang kesehatan, Islam punya Ibnu Sina sebagai bapak kedokteran. Dari bidang matematika, Islam punya al-khawarizmi sebagai bapak aljabar, hingga Ibnu firnas sebagai pencipta prototipe pesawat terbang. Tapi masalahnya estafet kejayaan tersebut hanya jadi hegemoni dimasa lampau. Sekarang Islam seperti macan tertidur yang terbuai dalam mimpi masa lalu. Sekarang umat muslim diibaratkan hanya jadi penikmat/penonton bukan lagi jadi pemimpin peradaban.


2 Milyar jumlah penganut agama Islam di dunia ini, kontribusinya hanya sebanding dengan 1 fakultas dalam sebuah universitas di Amerika serikat.


Dibawah ini merupakan data mengenai mengenai Negara dengan tingkat kepedulian tentang riset teknologi:

Hanya ada 1 negara mayoritas Islam dalam daftar tersebut, yaitu Turki. Sementara negara Islam yang lain jauh Tertinggal dibawah karena tidak mengalokasikan dana untuk riset. Alih-alih berintrospeksi dengan hal tersebut. Sebagian dari umat muslim malah melontarkan makian, dasar fasis, dasar anti Islam dan semacamnya, pada orang yang menanyakan soal peranan Islam pada masa sekarang. Seharusnya kita berkontemplasi, jangan anti kritik dan berbenah untuk memajukan peradaban Islam kembali.


Orang Islam sekarang ini punya penyakit yaitu menjurus pada musrik karena mengasosiasikan diri dengan agama atau dengan Allah. Contohnya saat ada seorang muslim yang bersalah terhadap non muslim. Kendati demikian muslim yang lain akan membela muslim yang bersalah ini sampai mati-matian. Dalam Islam perbuatan ini derajatnya seperti menganggap manusia sama dengan Tuhan dan tentu merupakan dosa besar.


Akan tetapi dalam uraian ini, kita tidak membahas detail tentang perilaku tersebut, melainkan membahas pertanyaan orang tentang, penyebab kenapa peradaban muslim tak kunjung maju seperti zaman dahulu 


Banyak Orang Islam Membalik Agamanya


Kenapa Peradaban Islam kalah dengan peradaban non muslim zaman sekarang salah satunya karena umat muslimnya sendiri yang membalikkan agamanya. Kita tahu agama Islam sejatinya adalah karunia bagi semesta alam, menebarkan kasih sayang, tapi hal tersebut sering tidak terlihat dari perilaku muslim sekarang. Berbuat onar, ribut dan semacamnya.


Yang kedua Islam adalah agama rasional, tapi sekarang pengikutnya Lebih mengedepankan emosional. Lebih sering demo dan teriak-teriak tanpa gerakan nyata untuk memperpendek jarak ketertinggalan peradaban. Kenapa situasi agama Islam dalam kondisi terjepit seperti ini, disisi lain Islam juga belum menunjukkan kontribusi positif terhadap peradaban dunia. Barang-barang yang sering kita pakai seperti handphone, motor, lampu dan semacamnya kebanyakan adalah produk non muslim. Dari hal tersebut saja Islam sudah kontraproduktif, apalagi dalam hal yang lebih kompleks seperti memimpin dunia.


iPhone, Honda, Microsoft, Google dan produk terkenal lainnya adalah buatan non muslim, dan kita menikmati Produknya, lalu kenapa perusahaan muslim tidak bisa membuat produk semacam ini ? Karena konsep Islam sudah dibalik oleh pengikutnya sendiri.


Kita tahu bahwa generasi sahabat nabi adalah zaman dimana islam tengah harum-harumnya. Pertanyaannya apakah mereka dianggap sebagai generasi terbaik karena memiliki ilmu Islam yang baik ? Ternyata jawabannya adalah tidak. Kita bandingkan tentang hadist saja, Bukhori setidak-tidaknya tahu 300.000 hadist, Ahmad Hambal mengetahui 1.000.000 Hadist, Imam Abu Hanifah hafal 800.000 hadist dan sebagainya.


Coba bandingkan dengan para sahabat, Umar bin Khattab hanya hafal 500 Hadist, Abu bakar cuma hafal 300 - 500 saja, Ali bin Thalib hafal 1000 hadist saja, secara garis besar sahabat-sahabat nabi Hanya hafal sedikit hadist dibanding generasi-generasi diatasnya. Meskipun seperti itu, generasi sahabat nabi tetap dianggap sebagai generasi terbaik.


Kita juga bisa melihat dari sisi hafalan Al-Qur'an, tidak banyak generasi sahabat yang bisa menghafalnya secara keseluruhan, hal ini berbeda dengan generasi imam mahzab yang seluruhnya hafal Al-Qur'an.


Lalu apa alasan kenapa generasi sahabat dianggap sebagai generasi Islam Terbaik adalah mereka bukanlah penghafal Al-Qur'an melainkan pelaksana ajaran dalam Al-Qur'an. Ketika 1 Ayat Al-Qur'an turun, samikna wa atho'na sahabat akan melaksanakan isi ayat tersebut. Sikap yang berbeda dilakukan oleh orang Islam zaman sekarang. Konsep Islam justru terbalik bukan mementingkan actionnya, tapi pada hafalannya. 


Kalau kita hafal 10 Ayat Al-Qur'an tapi hanya bisa mengamal 1 - 2 isinya, maka ayat yang lainnya bisa membuat kita dosa. Karena kita mengetahuinya tapi tidak melakukannya. Sekarang konsepnya terbalik orang Islam diutamakan untuk menghafal Al-Qur'an, Hadist, tafsir dan semacamnya, akan tetapi penerapannya minim.


Kita bisa melihat disekolah Islam, pengajian, atau majelis. Memang ada pembahasan misalnya tentang bab bersuci, bahkan terpampang di dinding kelas hadist kebersihan sebagian dari iman. Tapi itu hanya sampai sebagai hafalan saja, ucapan saja. Faktanya masih banyak sampah berserakan, toilet jarang dibersihkan dan sebagainya. Dan ini terjadi di banyak lingkungan yang memakai embel-embel agama Islam. Orang Islam itu suka menghafal bab bersuci, zakat, hubungan sosial, muamalah tapi tidak diaktualisasikan. Jika terus seperti ini, apa orang-orang non muslim percaya kalau Islam adalah rahmatan Lil Alamin ?


Apa yang disampaikan ini bukanlah sebatas asumsi, atau berniat menjelekkan islam. Mari kita lihat data di bawah ini:


Negara-negara Islam mendominasi dalam daftar negara terkotor di dunia. Untuk mengubah tabiat ini tidak usah muluk-muluk, lakukan 1 saja ajaran Islam misalnya tentang kebersihan, dilingkungan masyarakat dan sekolah tidak buang sampah sembarangan. Jika hal ini dilakukan dengan seksama, dunia akan dipenuhi dengan keindahan. Islam yang rahmatan Lil Alamin bisa diwujudkan. Pasti umat Islam akan berlomba-lomba untuk menciptakan teknologi ramah lingkungan, melakukan riset mengenai energi terbarukan, membuat inovasi mengurangi polusi dan lain sebagainya. Masalahnya hal umat muslim belum sepenuhnya punya ghirah untuk melakukan hal ini.


Seharusnya kita malu dengan negara-negara yang katanya negara non muslim seperti Eropa dan Jepang misalnya. Mereka malah menerapkan prinsip Islam daripada orang Islam itu sendiri. Negara mereka bersih, aturan yang dibuat pemerintah dijalani warganya, tidak ada yang buah sampah sembarangan, tidak ada toilet kotor. Ini sebenarnya sebuah tamparan bagi umat muslim. Sampai kapan Islam terus terpuruk seperti ini ? Islam hanya sebagai hafalan saja tanpa aksi nyata.


Sekulerisme Dunia dan Akhirat


Kita sudah sering melihat Program seperti mencetak 1 juta hafizd Al-Qur'an, tentu maksudnya baik tapi jangan sampai finish disitu saja, menghafal jangan dijadikan target utama. Hafalan juga harus diimbangi prakteknya. Akan lebih bagus sekiranya di Indonesia ini dibuat lembaga pengamal Al-Qur'an. 


Parahnya ada orang yang mengamalkan Al-Qur'an tapi mendapat cap buruk, misalnya mempelai ilmu astronomi, ada yang menganggap ilmu ini tidak penting karena bersifat duniawi. Pengkotak-kotakan seperti inilah yang membuat bibit-bibit cendekiawan sulit berkembang. Padahal ilmu astronomi punya manfaat untuk mengetahui posisi hilal dalam penentuan hari ramadhan atau hari raya idul Fitri. Orang Islam ingin buat masjid ya tidak cukup dengan berdoa saja, harus punya ilmu bangunan, arsitektur, teknik sipil, matematika dan sebagainya. Ilmu-ilmu seperti ini seharusnya juga dikuasai sebagai bagian untuk memajukan peradaban muslim. Bukan malah mengkotak-kotakkan ilmu-ilmu tersebut sebagai ilmu dunia yang tidak penting untuk akhirat.


Karena masih kerap ditemui bahkan dilingkungan sekolah islam itu sendiri bahasan-bahasan seperti : tidak usah belajar matematika karena tidak jaminan surga, dan itu diucapkan oleh guru-gurunnya sendiri. Islam tidak pernah mengajarkan sekulerisme. Tidak ada ayat atau hadits yang menyuruh umat Islam untuk memisahkan ilmu dunia dan ilmu akhirat. Keduanya seharusnya dipelajari seksama, agar Islam bangkit seperti era kejayaannya dulu.


Dalam Al-Qur'an manusia disuruh untuk mengamati tanda-tanda kebesaran Tuhan. Hal ini dijelaskan dalam Surat Ali-Imron ayat 190 - 191:


إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ  . الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ


(Inna fii kholqis samaawaati wal ardli wakhtilaafil laili wan nahaari la-aayaatil l-ulil albaab. Alladziina yadzkuruunallooha qiyaamaw wa qu’uudaw wa ‘alaa junuubihim wayatafakkaruuna fii kholqis samaawaati wal ardli robbanaa maakholatqa haaadzaa baathilaa, subhaanaka faqinaa ‘adzaaban naar)


Artinya:

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.


Banyak muslim yang hafal ayat ini, tapi sedikit yang mengamalkannya. Jika 1 ayat ini diamalkan, bayangkan umat Islam akan maju peradabannya. Umat Islam akan ahli dalam matematika, fisika, kimia, otomotif. Ilmu-ilmu ini punya manfaat, agar manusia mengetahui tentang tanda kebesaran Allah SWT. Jangan malah mengatakan bahwa ilmu akhirat dan dunia itu sesuatu yang terpisah. Karena masih banyak muslim yang memiliki pandangan semacam ini.


Umat muslim sekarang jago menghafal, tapi itu saja tidak cukup untuk mengembalikan kejayaan Islam. Disaat kita masih sibuk dengan debat agama, ini bid'ah lah, ini Wahabi lah sementara di negara luar sana sudah berpikir untuk pergi mars, menciptakan Artifisial intelligence dan sebagainya.


Dampak ketika Islam tak kunjung maju peradabannya


Saat umat muslim cenderung tumpul dalam hal inovasi, tidak bisa memimpin peradaban maka umat muslim hanya akan jadi pengikut. Contohnya pada saat musim Haji, pemerintah mewajibkan vaksin pada calon jamaah untuk menghindari sakit meningitis yang ada di Arab. Masalahnya negara muslim tidak bisa membuat vaksin tersebut tersendiri. Alhasil mereka membeli vaksin yang dibuat dari negara non muslim, dan bahan vaksinnya pun salah satunya berasal dari babi, yang haram dikonsumsi dalam hukum Islam. Ini adalah salah contoh betapa tidak menguntungkannya umat Islam kalau tidak menguasai peradaban. 


Ingat Allah SWT itu sudah berfirman bahwa manusia adalah Khalifah dimuka bumi, manusia boleh mengeksplorasi bumi untuk kemaslahatan. Kuasai ilmu politik, kuasai ilmu sains, Kuasai IT. Jangan malah mengatakan ilmu dunia tidak penting. Lama-lama Islam bukan hanya taringnya tapi juga hilang ruhnya kalau tidak berbenah.


Menguasai peradaban akan menguntungkan untuk Islam itu sendiri. Menguasai ilmu ekonomi, untuk mengentaskan masalah kesejahteraan umat. Menguasai ilmu kedokteran, membantu orang-orang yang sedang sakit. Menguasai ilmu teknologi, umat Islam bisa membuat penemuan-penemuan baru. Ingat, Allah SWT sudah memerintahkan manusia untuk mencari ilmu setinggi-tingginya dalam Al-Qur'an. Lalu kenapa malah orang-orang non muslim yang memiliki ghirah untuk melakukannya ? Dalam 1 titik mereka malah lebih Islam daripada orang Islam itu sendiri.








Post a Comment for "Alasan Kenapa Peradaban Islam Sangat Tertinggal "